Selasa, 14 Juni 2011
Antara Sabar dan Mengeluh
Pada zaman dulu ada seorang yang bernama Abu Hasan yang pergi thawaf ke Baitullah. Diwaktu tawaf ia melihat seorang wanita yang sangat rupawan dan berseri wajahnya. “Demi Allah tidak pernah aku melihat wanita secerah dan sejernih itu wajahnya, tidak lain hal itu karena pasti dia tidak pernah sedih dan risau” ujarnya.
Tiba-tiba wanita itu mendengar perkataan abu Hasan dan berkata kepadanya, “Apa yang baru saja engkau katakan wahai saudaraku?” Demi Allah aku tengah dilanda duka cita dan hati yang luka hati karena risau..Apa yang tengah melukai hati hatimu?”, tanya abu Hasan.
Wanita itu menjawab, “Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih hewan untuk kurban dan ketika itu aku mempunyai dua orang anak yang telah bisa bermain dan seorang anak yang masih menyusui dan ketika aku meninggalkan mereka untuk membuat makanan tiba-tba anakku yang agak besar berkata kepada adiknya, “Hai adikku, maukah kau aku tunjukkan bagaimana Ayah menyembelih kambing?” Jawab adiknya,” baiklah kalau begitu”
Lalu disuruh berbaring adiknya kemudian disembelihlah olehnya seperti yang tadi dilakukan Ayahnya pada kambing kurban, sehingga mengalirlah darah adiknya dengan deras. Setelah melihat darah yang mengucur sang kakak ketakutan dan lari ke bukit sehingga disana ia mati di makan oleh srigala. Lalu sang Ayah mencarinya kebukit dan kemudian mati karena kehausan..Saat itu aku sangat bingung sehingga meniggalkan anakku yang masih bayi sendiri di dapur. Ia merangkak meraih periuk berisi air yang mendidih sehingga tumpah dan membuat melepuh seluruh badannya dan nyawanya tidak dapat lagi diselamatkan. Berita ini terdengar oleh anakku yang telah dewasa di perantauan, maka ia jatuh pingsan hingga menemui ajalnya. Dan kini tinggal au sendiri sebatang kara”
Lalu abu Hasan bertanya, “Bagaimana kesabarmu menghadapi semua cobaan itu?”
Wanita itu menjawab “Tidak ada yang dapat membedakan antara sabar dan mengeluh melainkan disitu ada perbedaan yang sangat tipis. Sabar dapat memperbaiki diri dan itu adalah amal baik dan amat terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, orang itu tidak mendapat ganti apa-apa melainkan sia-sia belaka.
Demikianlah kisah diatas, sebuah kisah yang dapat dijadikan tauladan dimana kesabaran sangat di galakkan oleh agama dan merupakan kewajiban yang erus di milii oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dan RasulNya.
Karena itu Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits Qudsi :
“Tidak ada balasan bagi hambaKu yang beriman ketika aku mengambil org yang paling dikasihinya dari ahli dunia dan ia bersabar, melainkan Surga baginya”
Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat di kutuk oleh Agama dan hukumnya haram. Rasulullah SAW bersabda : “Tiga macam tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju (ekspresi sedih dalam kematian), mengeluh dan menghina nasab (garis keturunan)orang”
Semoga kita dijadikan orang yang sabar dalam menghadapi musibah..Amin Ya Rabbal ‘alamin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar