Senin, 14 November 2011

BENINGNYA HATI......



Di kisahkan di sebuah Rumah Sakit Ibu dan anak beberapa dokter sedang melakukan sebuah penelitian mengenai kesehatan bayi – bayi yang baru lahir di rumah sakit mereka. Penelitian tersebut dilakukan karena mereka khawatir dengan kesehatan bayi-bayi yang tidak sama, ada bayi yang sehat dan cepat pertumbuhannya dan ada yang kurang sehat dan lamban pula pertumbuhannya.
Dari semua fakta yang di peroleh di lapangan di ketahuilah bahwa kebanyakan bayi yang mudah sakit adalah bayi-bayi yang posisi boxnya (tempat tidur bayi di Rumah sakit) paling depan, karena bayi-bayi tersebut di taruh di posisi box yang berurutan dari depan ke belakang. Fakta mengejutkan lainnya yaitu  bayi yang diposisi paling belakang ternyata pertumbuhannya justru lebih baik daripada yang lain dan jauh lebih sehat. Ada apa gerangan?
Penelitianpun terus dilakukan.
Akhirnya team Dokter menemukan jawabannya.
Setiap hari ada suster-suster yang bertugas untuk membersihkan ruangan bayi-bayi tersebut. Setelah selesai membersihkan ruangan tersebut beberapa suster tidak langsung keluar menyelesaikan tugas di ruangan lain, tetapi malah menggendong seorang bayi untuk ditimang dan diajak bercanda. Sehingga bayi tersebut merasa gembira dan bahagia dalam dekapan mereka. Dan bayi yang mereka ajak bercanda adalah bayi yang berada di box paling belakang, pertumbuhan mereka baik karena hati mereka bahagia,sedangkan bayi yang berada di box paling depan jarang sekali mereka ajak bercanda sehingga keceriaan hati mereka jarang disentuh dengan kasih sayang. Subhanallah..Bagaimana bisa?
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna bila di bandingkan dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Karena selain di beri akal, manusia juga di beri hati dan nafsu yang kesemuanya kita gunakan untuk menjalani kehidupan sehari-hari di dunia dalam rangka mencari bekal untuk kehidupan abadi dan hakiki di akherat kelak.
Hati adalah harta berharga yang di berikan oleh Allah SWT kepada manusia karena dengan hati kita dapat berkasih sayang. Dengan hati kita bisa saling mengenal dan dengannya pula kita bisa membedakan antara baik dan buruk.
Dari kisah diatas dapat kita simpulkan bahwa kasih sayang dan ketenangan hati adalah harta yang berharga bagi manusia lemah seperti kita. Kesehatan dan kecerdasan pribadi tidak bisa di ukur dengan bilangan uang karena dia muncul dari dalam hati, tidak bisa perintah apalagi dipaksakan. Dan hati selalu memberi imbalan sesuai dengan usaha kita, semakin kita bisa membahgiakan hati maka hatipun akan dengan penuh semangat untuk dapat membahagiakan pemiliknya.
Hati adalah segumpal darah yang membentuk kepribadian. Seorang yang berhati bersih pasti memiliki kepribadian yang luar biasa bahkan mungkin kebersihan haitnya lebih di kenal daripada pemiliknya. Seperti Rasulullah Saw yang memliki hati paling bersih, sampai saat ini meskipun belum pernah berjumpa dengan beliau tetapi kemuliaan hati beliau terus kita kenang, kita pelajari dan kita ikuti. Jutaaan orang setiap saat berlomba-lomba untuk menjadi seperti beliau, dengan segala kesabaran, keikhlasan, kezuhudan dan keberaniannya.
Hatilah yang menjadikan seorang Umar bin Khattab taat kepada Rabbnya. Beliau adalah orang yang paling keras perlawanannya terhadap Islam ketika itu, bahkan sering beliau sesumbar kalau belaiu ingin memenggal kepala Rasul mulia Muhammad SAW. Tetapi Allah SWT  maha berkehendak, dengan segala kemudahannya Allah SWT membalik hati Umar dari seorang yang beringas menjadi tentara Allah yang paling berani namun lembut hatinya. Beliau adalah pemuda pertama yang berani berteriak di depan kaum kafir Mekah demi memamerkan keislamannya, meskipun di larang oleh Rasulullah.Bahkan dengan Islamnya Umar, kaum muslimin di Mekkah ketika itu berani berdakwah secara terang-terangan. Subhanallah..
Ibarat pemerintahan hati adalah Presidennya. Yang mengatur semua tingkah laku dan perbuatan anggota tubuh lain. Bahkan otak pun tidak berani membantah perintah hati meski perintah itu pada dzahirnya mustahil dilakukan. Hati pula yang menjadikan seseorang mulia atau sebaliknya.
Karena itu bentuklah hati kita menjadi hati yang mulia sehingga diri kita seluruhnya akan turut mulia dan dikenal sebagai orang yang mulia, bukan karena jabatan dan harta tapi karena hati.

---------------

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar