Selasa, 28 Juni 2011

SYIRIK DAN MACAM-MACAMNYA


Definisi Syirik
Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupahan
hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi
manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.
Yang dimaksud dengan ibadah adalah semua amal perbuatan lahir maupun batin
yang diridhai dan dicintai oleh Allah.
Contoh-contoh ibadah seperti: Do'a, menyembelih hewan kurban, nadzar, ruku', su-
jud, al-mahabbah (kecintaan), al-khauf (rasa takut), tawakkal, istighatsah (minta per-
tolongan di saat kesusahan, isti'adzah (meminta perlindungan) dan lain-lainnya.
Setiap orang yang memalingkan salah satu daripada hak-hak istimewa Allah terse-
but kepada selain-Nya, seperti memalingkan ibadahnya kepada selain Allah, maka ia
tergolong orang yang melakukan syirik.
Dari situ jelaslah, bahwa hakikat syirik adalah memalingkan ibadah dan hak istimewa
Allah yang lainnya kepada selain Allah, baik kepada nabi, malaikat, wali dan lain-
lainnya. Ataupun kepada benda mati, seperti bebatuan, pepohonan dan lain-lainnya.
Bukan sebagaimana anggapan sebagian kaum Muslimin, bahwa syirik itu hanyalah
dengan menyembah bebatuan dan pepohonan atau lainnya seperti yang dilakukan kaum
Paganisme (penyembah berhala). Anggapan keliru itu berpangkal dari kesalahpahaman


tentang pengertian "berhala" (watsan), sebagian orang beranggapan bahwa (berhala)

hanyalah berupa patung-patung yang disembah.
Padahal yang benar, bahwa (berhala) dapat berlaku untuk apa sa ja, baik berupa
makhluk hidup, benda-benda mati seperti patung, pohon dan lain-lainnya, ataupun
berupa benda-benda yang abstrak seperti hawa nafsu, pemikiran dan lain-lainnya.
Hal ini dilihat dari objek yang disembah. Adapun ditinjau dari perilaku syirik itu
sendiri, banyak sekali kesalahpahaman masyarakat umum tentang hal tersebut. Mereka
menganggap bahwa meminta perlindungan kepada benda-benda dan tempat keramat
bukan termasuk perilaku syirik. Demikian pula anggapan bahwa "ngalap berkah" ke
kuburan para wali (atau yang dianggap wali) dibolehkan dan lain-lainnya.


Macam-Macam Syirik
Bentuk dan ragam syirik berbeda-beda dari masa ke masa disuatu tempat dengan tem-
pat lainnya. Setan senga ja memanfaatkan kelemahan dan kelengahan bani Adam untuk
menyuntikkan virus syirik ini ke dalam tubuh mereka. Bujuk rayu setan supaya ter-
jerumus ke dalam perbuatan maksiat hanyalah mukaddimah menuju dosa yang terbesar
yaitu syirik. Allah telah memperingatkan hal ini dalam _rman-Nya:
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-
benar akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari belahang, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendpati kebanyak dari mereka
bersyukur (taat). (al-A'raf: 16-17).
Bentuk syirik yang dilakukan kaum Nuh adalah menyembah Wadd, Suwaa', Yaghuts,
Ya'uq dan Nasr, mereka adalah orang-orang shalih sebelum zaman nabi Nuh. Ketika
mereka wafat, setan membisikkan kepada orang-orang di zaman itu supaya membuat
gambar-gambar dan patung mereka, dan diletakkan di majlis-majlis yang biasa mereka
duduki, guna mengingat jasa-jasa mereka.
Pada waktu itu belum ada pikiran menyembah patung-patung tersebut. Namun ketika
zaman berputar dan generasi telah berganti serta iimu telah dilupakan/ditinggalkan,
akhirnya patung-patung itu disembah.
Demikianlah sejarah terjadinya syirik pertama sekali. Kisah di atas disitir oleh Imam
Bukhari dari Abdullah bin Abbas di dalam Shahihnya.
Bentuk syirik yang dilakukan oleh Bani Israil adalah menyembah anak sapi. Mengenai
hal ini Allah berfirman:


Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur mereka mem-
buat patung anak lembu yang bertubuh dan bersuara, dari perhiasan-
perhiasan emas mereka. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak
lernbu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat menun-
jukkan jalan kepada mereka, mereka menjadikannya sebagai sesembahan,
dan mereka adalah orang-orang yang dhalim. (al-A'raf :148)
Bentuk kemusyirikan kaum Nasrani adalah menuhankan nabi Isa. Mengenai hal ini
Allah a. berfirman:
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang-orang Nas-
rani berkata: "Al-Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mere-
ka dengan mulut mereka, mereka meniru orang ka_r terdahulu. Allah
melaknati mereka, bagaimana mereka sampai berpaling. (at-Taubah:
30)
Orang-orang Ma jusi melakukan kesyirikan dalam bentuk menyembah api. Sedangkan
Arab jahiliyah melakukan kemusyirikan dalam bentuk mengambil pemberi syafa'at dari
selain Allah. Mengambil mereka sebagai perantara kepada Allah, hal itu semua dengan
keyakinan bahwa Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi. Allah menjelaskan
hal ini dalam _rman-Nya:
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Ka-
mi tidak menyembah mereka kecuali supaya mereka mendekatkan kami
kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. (az-Zumar: 3)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
Bahkan mereka mengambil pemberi syafa'at selain Allah. Katakanlah: "Dan
apakah kamu (masih mau mengambilnya juga) meskipun mereka tidak
memiliki suatupun dan tidak berakal. (az-Zumar: 43)
Semua itu adalah bukti bahwa perbuatan syirik akan tetap terjadi di tengah-tengah
umat manusia dengan beragam bentuknya. Dalam beberapa hadits Rasulullah telah
menjelaskannya kepada kita:
Tidak akan datang hari kiamat hingga beberapa kabilah dari umatku mengiku-
ti kaum Musyirikin, dan hingga beberapa kabilah dar umatku kembali menyem-
bah berhala. (HSR Abu Dawud)

Dari Aisyah Rasulullah bersabda:
Tidak akan hilang siang dan malam hingga al-Latta don al-Uzza kembali
disembah. (HSR Muslim)
Dan Abu Hurairah Rasulullah bersabda:
Tidak akan datang hari kiamat hingga wanita-wanita suku Daus thawaf men-
gitari Dzil Khalasah, berhala yang dulu disembah suku Daus pada masa
jahiliyah di Tabalah (sebuah tempat di negeri Yaman)
Hadits-hadits di atas adalah isyarat bahwa umat ini akan kembali terperosok ke dalam
lubang kemusyrikan, disadari ataupun tidak. Apa yang disebutkan Rasulullah tadi
benar-benar menjadi kenyataan. Bahkan bentuk-bentuk syirik yang dilakukan kaum
Muslimin pada hari ini lebih parah daripada kemusyrikan Arab jahiliyah.
Contohnya kaum Tasawwuf, diantara mereka ada yang berkeyakinan bahwa Rasul-
ullah mengetahui perkara ghaib, mengatur pemberian rezeki dan lain-lainnya. Seperti
yang tertuang dalam syair seorang Su_ yang bernama al-Bhusairi.
Sesungguhnya diantara kedermawananmu
Adalah dunia dan kehayaan yang ada di
dalamnya Dan diantara ilmumu
Adalah ilmu lauhul mahfudz dan Qalam (takdir)
Lebih dari itu, sebagian kaum Su_ ada yang berkeyakinan bahwa diantara para wali
(atau yang mereka anggap wali) ada yang mendapat kuasa dari Allah untuk mengatur
alam semesta. Seorang penulis Su_ berkata dalam kitabnya yang berjudul: al-Kaa_
FirRaddi 'Alal Wahabi sebagai berikut: "Sesungguhnya Allah memiliki beberapa hamba
yang bila mengatakan kepada sesuatu: "Kun" (jadilah) maka ia akan terjadi!"
Dan yang lebih parah dari itu, sebagian kaum Su_ mempercayai bahwa Allah menitis
kepada para Makhluk-Nya. Seperti aqidah Ibnu Arabi,
yang pernah berkata dalam
syairnya:
Tuhan adalah hamba, hamba adalah Tuhan
Duhai kiranya siapakah yang mukallaf (yang bertugas beribadah)
bukan Ibnul 'Arabi, karena beliau (Ibnul 'Arabi) termasuk ulama.

Keyakinan-keyakinan seperti itu tidaklah dimiliki oleh Arab jahiliyah, mereka masih
meyakini bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur alam semesta. Simaklah _firman
Allah berikut ini:
Dan siapakah yang mengatur segaka urusan? Mereka menjawab: "Allah".
(Yunus:31)

Didownload dari http://www.vbaitullah.or.id