Senin, 12 Desember 2011

Kisah Nyata: Akhir hayat penggemar musik dan pencinta Al-Qur'an



Saif Al Battar
Senin, 21 November 2011 16:58:12
Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri: “Alangkah sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar mengherankan!”
Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan…Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada Allah.Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasihat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.
Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.
Di sana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. 
Pekejaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. 
Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. 
Aku bingung dan sering melamun sendirian…banyak waktu luang…pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh…tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentult penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol…tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengalihkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil daIam kondisi sangat kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.
 Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.
Ucapkanlah “Laailaaha Illallaah…Laailaaha Illallaah…” perintah temanku.
Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding.Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat…Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat.
Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi… keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.   
Tak ada gunanya…
Suara lagunya semakin melemah…lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak… keduanya telah meninggal dunia.
Kami segera membawa mereka ke dalam mobil.
Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah pun. Selama pejalanan hanya ada kebisuan, hening. 
Kesunyian pecah ketika temanku memulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su’ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata: “Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia”. Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.
Perjalanan ke rumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat.
Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat kusyu’ sekali.
Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu.
Aku kembali pada kebiasaanku semula…Aku seperti tak pemah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pemah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.
* Kejadian Yang Menakjubkan… Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu…sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku.
Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota.
Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itu pun langsung tersungkur seketika.
Aku dengan seorang kawan, -bukan yang menemaniku pada peristiwa yang pertama- cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapatpenanganan.
Dia masih muda, dari tampangnya, ia kelihatan seorang yang ta’at menjalankan perintah agama.
Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.
Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an…dengan suara amat lemah.
“Subhanallah! ” dalam kondisi kritis seperti , ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran? Darah mengguyur seluruh pakaiannya; tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati.
Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan suaranya yang merdu. Selama hidup aku tak pernah mendengar suara bacaan Al Quran seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian: “Aku akan menuntun membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu… apalagi aku Sudah punya pengalaman,” aku meyakinkan diriku sendiri.
Aku dan kawanku seperti kena hipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur’an yang merdu itu. Sekonyong-konyong tubuhku merinding menjalar dan menyelusup ke setiap rongga.
Tiba-tiba suara itu berhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, detak jantungnya nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meninggal dunia.
Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah  wafat. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis, air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.  
Sampai di rumah sakit…
Kepada orang-orang di sanal kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata. Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya.
Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah, semua ingin ikut menyalatinya.
Salah seorang petugas tumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantarkan jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari Senin. Di sana, almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika tejadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.
Bila ada yang mengeluhkan-padanya tentang kejenuhan dalam pejalanan, ia menjawab dengan halus. “Justru saya memanfaatkan waktu perjalananku dengan menghafal dan mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, juga dengan mendengarkan kaset-kaset pengajian, aku mengharap ridha Allah pada setiap langkah kaki yang aku ayunkan,” kata almarhum.
Aku ikut menyalati jenazah dan mengantarnya sampai ke kuburan.
Dalam liang lahat yang sempit, almarhum dikebumikan. Wajahnya dihadapkan ke kiblat.
“Dengan nama Allah dan atas ngama Rasulullah”.
Pelan-pelan, kami menimbuninya dengan tanah…Mintalah kepada Allah keteguhan hati saudaramu, sesungguhnya dia akan ditanya…
Almarhum menghadapi hari pertamanya dari hari-hari akhirat…
Dan aku… sungguh seakan-akan sedang menghadapi hari pertamaku di dunia. Aku benar-benar bertaubat dari kebiasaan burukku. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosaku di masa lalu dan meneguhkanku untuk tetap mentaatinya, memberiku kesudahan hidup yang baik (khusnul khatimah) serta menjadikan kuburanku dan kuburan kaum muslimin sebagai taman-taman Surga. Amin…(Azzamul Qaadim, hal 36-42)
Sumber : [“Saudariku Apa yang Menghalangimu Untuk Berhijab”; judul asli Kesudahan yang Berlawanan; Asy Syaikh Abdul Hamid Al-Bilaly; Penerbit : Akafa Press Hal. 48

Senin, 14 November 2011

BENINGNYA HATI......



Di kisahkan di sebuah Rumah Sakit Ibu dan anak beberapa dokter sedang melakukan sebuah penelitian mengenai kesehatan bayi – bayi yang baru lahir di rumah sakit mereka. Penelitian tersebut dilakukan karena mereka khawatir dengan kesehatan bayi-bayi yang tidak sama, ada bayi yang sehat dan cepat pertumbuhannya dan ada yang kurang sehat dan lamban pula pertumbuhannya.
Dari semua fakta yang di peroleh di lapangan di ketahuilah bahwa kebanyakan bayi yang mudah sakit adalah bayi-bayi yang posisi boxnya (tempat tidur bayi di Rumah sakit) paling depan, karena bayi-bayi tersebut di taruh di posisi box yang berurutan dari depan ke belakang. Fakta mengejutkan lainnya yaitu  bayi yang diposisi paling belakang ternyata pertumbuhannya justru lebih baik daripada yang lain dan jauh lebih sehat. Ada apa gerangan?
Penelitianpun terus dilakukan.
Akhirnya team Dokter menemukan jawabannya.
Setiap hari ada suster-suster yang bertugas untuk membersihkan ruangan bayi-bayi tersebut. Setelah selesai membersihkan ruangan tersebut beberapa suster tidak langsung keluar menyelesaikan tugas di ruangan lain, tetapi malah menggendong seorang bayi untuk ditimang dan diajak bercanda. Sehingga bayi tersebut merasa gembira dan bahagia dalam dekapan mereka. Dan bayi yang mereka ajak bercanda adalah bayi yang berada di box paling belakang, pertumbuhan mereka baik karena hati mereka bahagia,sedangkan bayi yang berada di box paling depan jarang sekali mereka ajak bercanda sehingga keceriaan hati mereka jarang disentuh dengan kasih sayang. Subhanallah..Bagaimana bisa?
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna bila di bandingkan dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Karena selain di beri akal, manusia juga di beri hati dan nafsu yang kesemuanya kita gunakan untuk menjalani kehidupan sehari-hari di dunia dalam rangka mencari bekal untuk kehidupan abadi dan hakiki di akherat kelak.
Hati adalah harta berharga yang di berikan oleh Allah SWT kepada manusia karena dengan hati kita dapat berkasih sayang. Dengan hati kita bisa saling mengenal dan dengannya pula kita bisa membedakan antara baik dan buruk.
Dari kisah diatas dapat kita simpulkan bahwa kasih sayang dan ketenangan hati adalah harta yang berharga bagi manusia lemah seperti kita. Kesehatan dan kecerdasan pribadi tidak bisa di ukur dengan bilangan uang karena dia muncul dari dalam hati, tidak bisa perintah apalagi dipaksakan. Dan hati selalu memberi imbalan sesuai dengan usaha kita, semakin kita bisa membahgiakan hati maka hatipun akan dengan penuh semangat untuk dapat membahagiakan pemiliknya.
Hati adalah segumpal darah yang membentuk kepribadian. Seorang yang berhati bersih pasti memiliki kepribadian yang luar biasa bahkan mungkin kebersihan haitnya lebih di kenal daripada pemiliknya. Seperti Rasulullah Saw yang memliki hati paling bersih, sampai saat ini meskipun belum pernah berjumpa dengan beliau tetapi kemuliaan hati beliau terus kita kenang, kita pelajari dan kita ikuti. Jutaaan orang setiap saat berlomba-lomba untuk menjadi seperti beliau, dengan segala kesabaran, keikhlasan, kezuhudan dan keberaniannya.
Hatilah yang menjadikan seorang Umar bin Khattab taat kepada Rabbnya. Beliau adalah orang yang paling keras perlawanannya terhadap Islam ketika itu, bahkan sering beliau sesumbar kalau belaiu ingin memenggal kepala Rasul mulia Muhammad SAW. Tetapi Allah SWT  maha berkehendak, dengan segala kemudahannya Allah SWT membalik hati Umar dari seorang yang beringas menjadi tentara Allah yang paling berani namun lembut hatinya. Beliau adalah pemuda pertama yang berani berteriak di depan kaum kafir Mekah demi memamerkan keislamannya, meskipun di larang oleh Rasulullah.Bahkan dengan Islamnya Umar, kaum muslimin di Mekkah ketika itu berani berdakwah secara terang-terangan. Subhanallah..
Ibarat pemerintahan hati adalah Presidennya. Yang mengatur semua tingkah laku dan perbuatan anggota tubuh lain. Bahkan otak pun tidak berani membantah perintah hati meski perintah itu pada dzahirnya mustahil dilakukan. Hati pula yang menjadikan seseorang mulia atau sebaliknya.
Karena itu bentuklah hati kita menjadi hati yang mulia sehingga diri kita seluruhnya akan turut mulia dan dikenal sebagai orang yang mulia, bukan karena jabatan dan harta tapi karena hati.

---------------

 

Rabu, 09 November 2011

Rambu-rambu saat menyaksikan "Sponge Bob"

Siapa tidak kenal dengan serial kartun yang satu ini? mulai dari balita umur 2 tahun sampai kakek nenek mungkin akrab dengan spons kuning nan ceria ini. Bukan cuma 1hari sekali bahkan mungkin sampai 3 kali dia dan kawan-kawannya hadir ditengah-tengah ruang rehat kita. Ulah dan tawa khasnya ternyata tidak selalu baik untuk konsumsi otak terutama bagi balita yang belum bisa membedakan mana yang bisa dan tidak bisa dikonsumsi. Karena mau mengakui atau tidak, selain menghadirkan hiburan yang cukup menggelitik dan membuat penasaran ternyata salah satu ikon idola anak-anak ini juga menyuguhkan banyak hal yang tentunya tidak bisa dianggap tidak serius..Meskipun kita tidak bisa menafikan ada banyak hal positif juga yang bisa dipetik, karena itu menjadi sangat penting untuk mendampingi sikecil ketika sedang asyik didepan film ini. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mendampingi putra-putri anda dalam menyaksikan serial favorit ini :


1.Moral. Karekter di serial ini memiliki kekhasannya sendiri-sendiri yang mungkin jarang ditemukan di dunia nyata. tetapi akan jadi nyata karena tanpa sadar kita bisa jadi kita sedikit demi meniru disebabkan begitu seringnya otak menerima masukan tentang mereka. Seperti karakter Patrick star yang sangat pemalas, jorok dan bodoh, atau Squid word yang sangat hobi membanggakan diri belum lagi dengan sifat buruk Mr. Crabb yang sangat tamak dan kikir jangankan kepada karyawannya kepada anaknya sendiri saja begitu pelitnya...karena itu berhati-hatilah dengan karakter-karakter ini.


2. Kekerasan, mengakui atau tidak tentunya kita dapat melihat secara langsung bahwa acara ini dipenuhi dengan kekerasan disetiap episodenya. Mulai dari memukul, menendang, menarik rambut, mematahkan sampai saling membunuh..(meskipun tidak mati beneran). Sering kita lihat adegan ini setiap kali Sponge Bob bertemu dengan Sandy, hampir dapat dipastikan mereka langsung mengeluarkan sarung tinju masing-masing..begitu juga dengan Plankton yang tak pernah kehabisan akal untuk mencuri resep rahasia crabby patty, meskipun harus membombardir asal resep ada ditangannya. maka waspadalah, bisa jadi anak-anak kita bertempramen keras setelah menyaksikan acara ini.


3. Memaki..hal ini terasa sangat akrab jika sudah sering menyaksikan kartun yang satu ini..Saus tartar,,bodoh,,dan payah terasa sebagai bumbu harian. bayangkan saja apa jadinya jika setiap bangun tidur buah hati kita langsung di suguhkan dengan kata-kata itu?


Nah, sedikitnya 3 hal itulah yang harus menjadi perhatian kita. Sebenarnya ke 3 hal itu tidak hanya ada di serial kartun sponge bob ini karena kita akan dengan mudah menemukan hal yang sama di hampir setiap acara yang hadir ditengah-tengah kita setiap hari di televisi. baik itu berbentuk Film, sinetron, infotainment, iklan bahkan sampai berita sekalipun menyuguhkan hal yang sama..ditambah beberapa lagi seperti hura-hura dan porno.
Jadi, selektiflah dalam memberikan informasi kepada orang-orang disekitar kita melalui Televisi, terutama sang buah hati yang selalu kita harapkan cemerlang masa depan dunia dan akheratnya..


Semoga bermanfaat...


Oleh : Abe Azam

Menyembah Kuburan...

Ada kepercayaan bahwa  Wali yang telah mati mampu memenuhi hajat, membantu memperlonggar kesempitan-kesempitan dan tempat memohon pertolongan, padahal Allah berfirman :
"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kalian jangan menyembah selain Dia" (Al Isra : 23)
Begitu pula dengan Doa kepada para Nabi dan orang-orang Shalih atau lainnya yang telah mati untuk dimintai pertolongan, atau agar terbebas dari segala bentuk kesulitan, Allah SWT berfirman :
"Atau siapakah yang memperkenankan do'a orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang telah menjadikan kamu (manusia) khalifah di muka bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan yang lain? Amat sedikit kamu mengingatNya" (An Naml : 62)
Sebagian dari mereka ada yang melakukan ritual dengan mengitari kuburan beberapa kali, memeluknya, bersujud di depannya, menciumi nisannya, melumuri wajah dengan debunya bahkan meminum air yang keluar dari sekitar kuburan tersebut. Mereka datang dengan berbagai hajat dan harapan mulai dari dimudahkan jodoh, di lancarkan rezeki, dimudahkan mendapat keturunan bahkan sampai agar dimenangkan dalam pemilihan kepala daerah dan sebagainya.
"Dan siapakah yang lebih sesat dari orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do'a)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari memperkenankan do'a mereka?" (Al Ahqaf :5)
Mari kita lihat umat Islam di sekitar kita masih banyak yang menyakini hal ini sebagai amal ibadah yang justru mereka anggap sebagai Sunnah dengan dalih Ziarah Kubur. Padahal Rasulullah hanya memerintahkan 2 hal dalam Ziarah Kubur, yaitu : mendoakan si mati (bila dia muslim) dan zikrul maut bukan justru berdoa kepada si mati dengan harapan doa kita dapat langsung di sampaikan kepada Allah. Padahal bukankah Allah tidak memerlukan perantara? dan sungguh memprihatinkan karena ada beberapa kelompok pengajian yang menjadikan hal ini sebagai rutinitas tahunan mereka alih-alih "berWISATA RELIGI"
Nabi SAW bersabda, "Barang siapa mati dalam keadaan menyeru kepada selain Allah, maka ia masuk Neraka" (Hr. Bukhari)
Hal ini dikuatkan dengan Firman Allah SWt : 
" Sesungguhnya Aku tidak akan mengampuni dosa Syirik, dan mengampuni dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakinya" (An Nisa : 48)


Wallahu a'lam...




Oleh : Abe Azam (dikutip dari : Muharramat istahnaa Bihan Naas- dengan beberapa panyesuaian)

Senin, 07 November 2011

Apa tujuan hidupmu? pernah ngga antum ditanya seperti ini...Ane Pernah !!
Sekitar 5 tahun yang lalu ane pernah ditanya dengan pertanyaan yang waktu itu pertanyaan ini cukup membingungkan untuk dijawab. Bagaimana ngga bingung, waktu itu ane baru lulus SMA nekad merantau ke Jakarta demi meraih cita-cita "KERJA, punya DUIT, NIKAH" (hehehe...kaya gampang aja cari duit di Ibu Kota). Sambil ngobrol ala sersan      ( Serius tapi Santai ) abang ane tanya.." Zam, kamu pergi kesini emang udah tahu tujuan hidupmu buat apa?" Waduh...ane bingung sebab jujur ane bener-bener ngga tahu apa tujuan hidup ane waktu itu...sedapatnya deh, ane jawab "hehehe..belum tahu..." hahaha..kontan abang ketawa...dan ane fikir, pasti  masih ada Abe- abe yang lain diluar sana...yang belum tahu untuk apa dia di beri oksigen gratis tiap hari oleh Allah..yang belum tahu kenapa Allah bangunkan dia tiap pagi...yang belum sadar apa makna dari setiap mili darah yang mengalir di pembuluh nadinya....mari bersama kita hapuskan buta tujuan hidup !! bukan cuma buta aksara,..mari...
Allah SWT berfirman :
" Tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia melainkan (agar mereka) beribadah kepadaKu " (Adz Dzariyat : 56)
Sebenarnya dengan membaca ayat ini maka sudah terjawablah tanda tanya dihati kita. Yups, tujuan hidup adalah untuk beribadah. Untuk mengabdikan diri kita kepada Yang Maha menciptakan, Dia merupakan satu-satunya Rabb yang wajib untuk di sembah, ditaati, ditakuti dan di Ibadahi. Ada sih beberapa orang yang membantah kalau di sebutkan ayat ini "masa hidup cuma buat ibadah, ini dan itu ngga boleh...kapan makannya, kapan mandinya, kapan nikahnya, kapan ininya, kapan itunya ..dan serentetan kapan-kapan lainnya"
Ayat ini sama sekali tidak membatasi seorang hamba untuk melakukan amalan dunia dan hal itu sama sekali tidak dilarang karena pernah Rasulullah bersabda bahwa urusan dunia kita lebih tahu..Hanya saja ada aturan-aturan yang tidak boleh di terjang dalam melakukan amalan dunia itu. musalnya makan, Allah sama seklai tidak melarang kita makan bahkan diperintahkan untuk makan dan minum sesuka hati kita tetapi ada aturanya yaitu makan dan minumlah dari sesuatu yang halal dan thayyib, sedangkan dari Rasulullah lebih banyak lagi misalnya dilarang makan dengan tangan kiri, dilarang makan sambil berdiri, disunnahkan membaca basmalah ketika hendak makan dan semua aturan itu tidak lain dan tidak bukan disyariatkan justru untuk kemaslahatan kita umat manusia..Jadi, apalagi yang di ragukan..
“Jika seseorang masuk kedalam rumahnya lalu ia menyebut asma Allah Ta’ala saat ia masuk dan saat ia makan, maka setan berkata kepada teman-temannya, ‘ tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Dan jika ia masuk, tanpa menyebut asma Allah Ta’ala saat hendak masuk rumahnya berkatalah syaithan: ‘kalian mendapatkan tempat bermalam, dan apa bila dia tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan,maka setan berkata : ‘ kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.’” (Muttafaqun ‘alaih)

Kesimpulannya :
Tujuan Allah meciptakan kita adalah untuk beribadah dan Ibadah bukan cuma sekedar Shalat, zakat dan Puasa. Sebab semua hal meskipun itu amalan dunia sekalipun akan bernilai ibadah jika kita melakukannya dengan Ikhlas, mengharap ridha Allah dan kita melakukannya sesuai aturan main yang telah di turunkan.

Oleh : Abe Azam



Minggu, 06 November 2011

Botol berisi harta karun..

Seorang pemuda menemukan sebuah botol yang berisi secarik kertas di pinggir laut, sebagian terkubur pasir putih. diambilnya botol itu kemudian dibuka, ternyata kertas didalamnya adalah peta harta karun..pemuda tersebut tersenyum. dalam hatinya dia berfikir "hari gini mau bohongin aku..mana bisa.." dikembalikannya lagi kertas itu kedalam botol lalu di buangnya kembali kelaut...
Beberapa jam kemudian, datanglah pemuda lain yang juga menemukan botol itu, dibuka dan dibacanya peta harta karun itu..dengan semangat ia berlari menembus ombak di bibir pantai tapi tiba-tiba dia berhenti..nampaknya dia sedang berfikir " duh, mana bisa aku mengarungi lautan yang berombak sangat besar ini..." diurungkanlah niatnya dan pergilah ia dengan meninggalkan botol berisi peta harta karun itu di tempat semula.. datanglah pemuda lain yang juga menemukan peta itu, merasa beruntung.. dia lalu mengambil kapal..dengan semangat mudanya ia pergi kelokasi yang tertera di peta tersebut..ternyata harta karun itu berada di dasar laut...namun sayang  ia harus gigit jari karena lupa membawa perlatan menyelam..pulanglah ia dengan putus asa..dilemparnya botol itu dengan kesal hati....Nampaknya botol keberuntunga ini belum bosan mencari mangsa. Datang pemuda lain yang tampak lebih cerdas dari ketiga pemuda tadi. Diambilnya peta tersebut lalu dengan kapal dan peralatan selam sewaan dia terjang ombak..diselaminya lautan biru dan ternyata benar...sekarung emas telah menantinya didasar laut..
Sahabat...Rezeki tidak bisa datang sendiri, dia harus di kejar..semakin semangat kita berlari mengejarnya maka akan semakin cepat ia kita raih....YAKIN, OPTIMIS, SEMANGAT !!!

Kita Takkan sehebat Rasulullah...

Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambal sendiri tanpa harus menyuruh istrinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk kebutuhan keluarga atau dijual.
Setiap pulang kerumah, bila melihat tiada makanan yang sudah sipa untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu isterinya didapur. Aisyah menceritakan : "Kalau Nabi berada dirumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga".
Sebaliknya Rasulullah amat marah ketika melihat seorang suami memukuli istrinya. Rasulullah menegur, "mengapa engkau memukul istrimu?" Lantas sahabat itu menjawab dengan gemetar.."Istriku sangat keras kepala, sudah diberi nasihat dia tetap tidak memperhatikan sehingga aku pukul dia" Sahut Nabi SAW "Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu anak-anakmu?"
Pernah Baginda bersabda :" Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap istri-istrinya." Prihatin, sabar dan tawadhu'nya baginda sama sekali tidak menurunkan wibawa beliau ditengah-tengah umat.
Baginda pernah tanpa canggung sedikitpun makan disamping seorang tua yang penuh kudia, miskin dan kotor.
Kecintaannya yang tinggi terhadap Allah SWT dan rasa kehambaan yang sudah terpatri dalam diri Rasulullah SAW menolak sama sekali rasa kebangsawanan.
Pintu Syurga telah dibukakan selebar-lebarnya kepada beliau, tetapi beliau masih shalat diwaktu-waktu sepi ditengah malam, terus menerus beribadah hingga kaki beliau bengkak-bengkak.
Sungguh tak pantas membandingkan diri ini dengan beliau,..jika beliau yang sudah dijamin Jannah saja sebegitu giatnya beribadah..lalu bagaimana dengan diri yang penuh kemalasan dan kepalsuan ini...
Ya Allah..ampunilah dosa-dosa kami.......dan bimbinglah kami agar bisa menapaki setiap jejak Beliau SAW..aaamiiin...

dikutip dari : Mutiara Amaly (dengan beberapa penyesuaian)

Wanita Ziarah Kubur? Bolehkah?


Pendapat Ulama Tentang Hukum Wanita Berziarah Kubur
Dari ibnu Buraidah dari ayahnya berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Aku pernah melarang kalian dari berziarah kubur maka (sekarang) ziarahilah.” (HR. Muslim).
Didalam riwayat Abu Daud ditambahkan,”..Sesungguhnya ia adalah peringatan.” Didalam riwayat al Hakim disebutkan,”Ia (Ziarah kubur) melunakkan hati, mengucurkan air mata, maka janganlah berkata kotor.” sedang didalam riwayat Tirmidzi disebutkan,”Maka sesungguhnya ia mengingatkan akherat.” Ia mengatakan,’Hadits Buraidah adalah hadits Hasan Shohih)
Para ulama bersepakat bahwa diperbolehkan bagi kaum laki-laki untuk berziarah kubur. Adapun bagi kaum wanita maka terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama :
1. Haram secara mutlak, baik menimbulkan fitnah, kemudharatan atau tidak, berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata,”Rasulullah saw melaknat para wanita yang menziarahi kubur dan menjadikannya masjid dan memberikan penerangan diatasnya.” (HR. Abu Daud)
2. Haram apabila akan menimbulkan fitnah berdasarkan hadits dari Abdullah bin Murroh dari Masruq dari Abdullah dari Nabi saw bersabda,”Bukan dari kami orang yang menampar pipi, menyobek baju dan mencaci dirinya dengan cacian jahiliyah.” (HR. Bukhori)
3. Makruh, berdasarkan hadits dari Ummu ‘Athiyah berkata,”Kami dahulu dilarang untuk mengikuti jenazah, namun hal itu tidak dipastikan kepada kami.” (HR. Bukhori Muslim)
4. Boleh, berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ibnu Buraidah dari ayahnya berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Aku pernah melarang kalian dari berziarah kubur maka ziarahilah.” (HR. Muslim).
Kebanyakan ulama mengatakan bahwa ziarah kubur bagi wanita adalah boleh dikarenakan para wanita termasuk didalam keumuman hadits diatas, selama tidak mengundang fitnah.
Pendapat ini dikuatkan dengan hadits Anas bin Malik ra berkata,”Bahwa Rasulullah saw melewati seorang wanita yang sedang menangis di sebuah kuburan. Beliau saw bersabda,’Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah.’
Wanita itu mengatakan,’Sesungguhnya engkau tidaklah ditimpa musibah seperti yang telah menimpaku sehingga engkau tidak mengetahuinya.’ Dikatakan kepada wanita itu,’Sesungguhnya orang ini adalah Nabi.’ Maka wanita itu pun mendatangi Nabi saw dan ia tidak mendapati adanya para penjaga disisi Nabi saw. Wanita itu berkata,’Aku tidak mengenalmu.’ Beliau bersabda,’Sesungguhnya sabar adalah pada saat pertama kali mendapati (musibah itu).” (HR. Bukhori).
Hadits ini menunjukan bahwa nabi saw tidaklah melarang wanita itu duduk di kuburan dan taqrir (pengukuhan) beliau saw adalah hujjah (dalil).
Dan diantara orang yang membolehkannya secara umum bagi laki-laki maupun perempuan adalah Aisyah. Diriwayatkan oleh Hakim dari jalan Ibnu Abi Mulaikah bahwasanya dia pernah melihat Aisyah menziarahi kuburan saudara laki-lakinya, Abdurrahman.”Aisyah ditanya,’Bukankah Nabi saw telah melarang hal ini.’Dia menjawab,’Ya, dahulu beliau saw pernah melarangnya kemudian memerintahkan untuk menziarahinya.” (HR. Baihaqi)-- (Fathul bari juz III hal 180)
Telaah Beberapa Dalil Diatas
Imam Tirmidzi mengatakan,”Hadits Ibnu Abbas diatas yang diapakai sebagai dalil oleh mereka yang mengharamkan wanita berziarah kubur menurut sebagian ulama bahwa hadits itu terjadi sebelum adanya rukhshoh (keringanan) dari Nabi saw untuk ziarah kubur. Tatkala ada rukhshoh maka yang termasuk didalam rukhshoh ini adalah kaum laki-laki dan wanita.” (Aunul Ma’bud juz V hal 41)
Terhadap hadits pelaknatan yang digunakan oleh mereka yang mengharamkan ziarah wanita ke kuburan, maka disebutkan Ibnu Taimiyah bahwa telah datang riwayat dari Nabi saw melalui dua jalan :
1. “Annahu la’ana zuwarootil qubuur; artinya,’Bahwasanya beliau saw telah melaknat para wanita yang berziarah kubur.” dari Abu Hurairoh,”Annan Nabiyya la’ana zaairootil qubuur, artinya,’Bahwa Nabi saw telah melaknat para wanita yang berziarah kubur.” Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Tirmidzi dan dishohihkan olehnya.
2. Dan dari Ibnu Abbas bahwa ,”Rasulullah saw melaknat para wanita yang menziarahi kubur dan menjadikannya masjid dan memberikan penerangan diatasnya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, an Nasa’i, Tirmidzi dan dihasankan olehnya, didalam kitabnya yang lain dishohihkan olehnya serta diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah )
Disebutkan,”Hadits itu telah diriwayatkan dari dua jalan yang berbeda; satu dari Ibnu Abbas dan yang lainnya dari Abu Hurairoh. Orang-orang yang meriwayatkan didalam hadits yang satu bukanlah mereka yang meriwayatkannya pada hadits yang lainnya. Kedua kelompok tersebut tidak saling meriwayatkan dari yang lainnya. Didalam kedua sanadnya tidak ada orang yang diragukan karena berdusta.
esungguhnya pelemahannya hanya dari sisi buruknya hafalan. Dan dalam keadaan seperti ini tetap dianggap sebagai hujjah (dalil) yang tidak bisa diragukan. Ini adalah hasan yang paling baik yang telah disyaratkan oleh Tirmidzi, dia meletakkannya pada hasan dikarenakan banyaknya jalan dan tidak ada orang yang disangsikan didalamnya serta tidak menyimpang atau bertentangan dengan apa yang telah diriwayatkan oleh orang-orang yang tsiqoh (dipercaya).”
Sedangkan pendapat dari mereka yang mengatakan bahwa ziarah wanita ke kuburan adalah makruh, yaitu Ahmad, Syafi’i dan para pengikutnya adalah bahwa hadits tentang laknat itu merupakan dalil terhadap pengharaman sedangkan hadits perizinan—Hadits Aisyah—menghilangkan pengharaman itu, sehingga yang tinggal adalah makruh.
Hal ini dikuatkan oleh Hadits Ummu ‘Athiyah ,”Kami dahulu dilarang untuk mengikuti jenazah, namun hal itu tidak dipastikan kepada kami.” (HR. Bukhori Muslim) Ziarah adalah bagian dari mengikuti jenazah maka kedua-duanya (menziarahi dan mengikuti jenazah) adalah makruh yang tidak diharamkan.
Sebagian dari ulama yang mengatakan makruh, seperti Ishaq bin Rohuyah, mengatakan,”Pelaknatan menggunakan lafazh az Zuwaroot, artinya; para wanita yang banyak berziarah. Maka jika hanya sekali berziarah dalam seumur hidupnya maka ia tidaklah termasuk dalam lafazh itu dan wanita tersebut tidaklah disebut dengan wanit yang sering berziarah. Mereka mengatakan,”Aisyah hanya berziarah sekali sehingga ia tidak disebut dengan wanita yang sering berziarah.” (Fathul ari juz XXIV hal 196 – 198)
Sesungguhnya hadits Anas tidaklah mengukuhkan ziarah wanita itu akan tetapi hanya memerintahkannya untuk bertakwa kepada Allah dengan menjalankan apa-apa yang diperintahkan Allah kepadanya dan meninggalkan apa-apa yang dilarang-Nya.
Secara umum hadits itu adalah pelarangan dari ziarah kubur. Beliau saw bersabda kepada wanita itu,”Bersabarlah.” Dan telah diketahui bahwa kedatangan wanita itu ke kuburan kemudian menangisinya adalah perbuatan meniadakan kesabarannya tatkala dia menolak nasehat dari Rasul saw dikarenakan belum mengenalinya dan Rasulullah saw pun berlalu darinya.
Kemudian tatkala wanita itu mengetahui bahwa yang memerintahkannya adalah Rasulullah saw maka dia pun mendatanginya dan meminta maaf kepadanya karena mengabaikan perintahnya. Jadi adakah dalil didalam hadits itu yang membolehkan ziarah kubur bagi kaum wanita?!
Pelarangan ziarah kubur yang kemudian dibolehkan—didalam Ibnu Buraidah—adalah pada awal-awal islam untuk menjaga keimanan, meniadakan ketergantungan dengan orang-orang yang sudah meninggal serta menutup jalan menuju kemusyrikan yang menjadi pangkalnya adalah mengagungkan dan menyembah kuburan.
Ibnu Abbas mengatakan,”Tatkala keimanan sudah kokoh bersemayam didalam hati mereka (kaum muslimin) dengan terkikisnya kemusyrikan dan terkukuhkannya agama maka mereka diizinkan berziarah kubur untuk menambah keimanan dan mengingatkannya terhadap apa yang telah diciptakan baginya berupa negeri yang kekal (akherat). Perizinan dan pelarangannya pada waktu itu adalah demi kemaslahatan.
Adapun bagi kaum wanita, meskipun terdapat kemaslahatan didalamnya akan tetapi ziarah mereka juga akan menimbulkan kemudharatan yang telah diketahui secara khsuus maupun umum, berupa fitnah bagi orang yang masih hidup atau menyakiti si mayit (karena tangisannya yang berteriak-teriak).
Kemudharatan ini tidaklah bisa dicegah kecuali dengan melarang mereka dari menziarahinya. Dalam hal ini kemudharatannya lebih besar daripada kemaslahatannya yang sedikit bagi mereka. Syari’ah tegak diatas pengharaman suatu perbuatan apabila kemudharatannya lebih kuat daripada kemaslahatannya. Kuatnya kemudharatan dalam permasalahan ini tidaklah tersembunyi maka melarang kaum wanita dari berziarah kubur adalah diantara perbuatan baik dalam syari’ah.“ (Aunul Ma’bud juz V hal 43)
Dengan demikian hukum bagi seorang wanita yang menziarahi kuburan adalah makruh yang tidak diharamkan selama tidak menimbulkan fitnah dan kemudharatan baik bagi diri sendiri seperti; menyingkap auratnya, berteriak-teriak, menangis dengan suara kencang, memukuli diri dan lainnya, ataupun membawa fitnah dan mudharat bagi orang lain, dan apabila hal ini terjadi maka ziarahnya menjadi haram.
Wallahu A’lam